Sabtu, 22 Januari 2011

Kulinari Sunda

Hmm... hari ahad seperti ini, sayang kalau dilewatkan begitu saja, tanpa menjajaki wisata kuliner. Dan rasanya, ada satu yang akan menjadi incaran saya hari ini, yaitu masakan sunda. Yah, karena saya ada darah-darah sundanya juga, yaitu dari ibu saya. Sedikit banyak lidah saya pun beraliran masakan sunda. Satu hal yang paling khas dari makanan orang sunda adalah lalapan dan sambal. Jumlah variasi lalapan yang available dengan lidah orang sunda dipercaya jauh lebih banyak dengan rata-rata orang dari daerah lainnya. Hehe...

Satu jenis masakan yang saya pengen banget adalah leunca oncom, dengan sangu beureum haneutan (nasi merah hangat- red). Ah, tidak berlama-lama lagi.. ayo kita menuju RM. Ampera di daerah Teuku Umar. Yah, menurut saya, di tempat inilah yang masih terasa citarasa sundanya diantara rumah makan sunda lainnya yang ada di Bali..
Ayo siapa mau ikutt??

Selasa, 18 Januari 2011

Debit Pahala atau Debit Dosa?

Sedikit saja kebaikan yang kita lakukan, semuanya akan dicatat, tanpa terlewat. Allah dan para malaikatnya akan selalu terjaga siaga mencatatnya.

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,
Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS. Al-Zalzalzah 7-8).

Nah, sekarang kita tinggal pilih. Kalau dalam laporan amal perbuatan kita yang ditimbang pada Yaumil Mizan kelak ingin berat ke kanan, kerjakanlah selalu amal shalih. Saldo akhirnya, akan banyak menumpuk di akun pahala. Tapi kalau ingin berat ke kiri, perbanyak debit dosa, sehingga saldo akhir akun dosa akan bertumpuk, hingga sulit direvaluasi lagi, karena sudah lewat periode. Sudah telat kalau mau taubat. :)

Jumat, 14 Januari 2011

Mimpi Jangka Menengah

SUPREME AUDIT BOARD
THE REPUBLIC OF INDONESIA
No. : 01/01/Auditama II/GA/V/2018

Independent Auditor Report

We have audited the accompanying balance sheet of Bank Indo****a as of December 31, 2017 and December 31, 2016 and the related statements of surplus deficit, equity, and cash flow for the period from January 1, 2017 to December 31, 2017. All information included in these financial statements is the representation of the management of Bank Indo****a. Our responsibility is on our opinion of the financial statements based on the audit.

We have also examined Bank Indo****a’s compliance to regulations and internal control. The structure of internal control and compliance to regulation is the responsibility of the management of Bank Indo****a. The examination is reported separately from Independent Auditor Report of the Financial Statement of Bank Indo****a. With the exception as explained in below paragraph, we conducted audit based on Governmental
Audit Standard established by Supreme Audit Board of the Republic of Indonesia (BPK-RI). The standard requires an audit plan and program in order to obtain reasonable assurance that the financial statement is free from significant misstated.

An audit consists of examination based on tests and evidences that support the amount and disclosures in the financial statement. An audit also includes evaluation of accounting principles and significant estimation made by the management and evaluation of the presentation of the financial statement as a whole. We are certain that our audit gave us adequate evidences to express our opinion. As stated in the Notes to the financial statements No.C.7, in the accompanying financial statements, Bank Indo****a recorded the Government Bonds No.1 and No. 3 amounted Rp144.5 trillion originated from Bank Indo****a Liquidity Support (Bantuan Likuiditas Bank Indo****a – B**I), and the Government Bonds No. 4 for the additional B**I amounted Rp14.449 trillion. In accordance with the joint agreement between Ministry of Finance and Governor of Bank Indo****a dated at February 6, 2016 in which resolved that on the B**I transfer, the agreed-upon joint verification would be conducted to determine the reasonable amount of B**I transferred to the Government Bonds. 

At November 17, 2017, as requested by the House of Representative (D*R-RI), Government and Bank Indo****a have signed Principles of Agreement concerning settlement of B**I amounted Rp144.5 trillion. Significant principles agreed include the agreement to conduct a burde n sharing of B**I, in which Government’s sharing is Rp120 trillion, and Bank Indo****a’s sharing is Rp24.5 trillion. In the Agreement, Government confirms that the issued Government Bonds will not be withdrawn. In accordance with the Agreement, Bank Indo****a sent a letter to D*R-RI No.2/17/DGS/Bgub dated November 30, 2017, explained that while waiting for the confirmation from D*R-RI regarding the follow up of B**I settlement, Bank Indo****a would issued a Bond of Rp24.5 trillion immediately.

At December 5, 2017, Bank Indo****a issued Bank Indo****a Bond (SU-BI) amounted Rp24.5 trillion. Meanwhile, Minister of Finance sent a letter to D*R-RI No. S/169/MK.06/2018 dated April 2, 2018 and to Governor of Bank Indo****a, No. S-174/MK.06/2018 dated April 3, 2018, which insisted that the settlement of B**I amounted Rp144.5 trillion was still waiting for the opinion of Commission IX D*R-RI. 

Thus, there is uncertainty regarding the potential loss of B**I, due to it B*’s Unofficial Translation cannot be transferred to the Government. However, the amount of loss has decreased due to the charging of extraordinary loss amounted Rp 24,5 trillion in Surplus Deficit Statement of Bank Indo****a. The issuance of SU-BI to the Government requires a clear judicial base, particularly on the procedures of the issuance. Such matter has not yet been regulated in Act No. 23 of year 2016. As a reference, the issuance of Government Bond can only be conducted with a visum from BPK-RI (Article 14 IAR Staatsblad of year 1933 No. 320). Therefore, the issuance of SU-BI should also obtain the approval of D*R-RI. Regarding the additional of B**I amounted Rp 14.449 trillion, it still requires further verification. Thus, it still consists an uncertainty.

In our opinion, with the exception of adjustment effect, if any, that probably necessary after the confirmation from D*R regarding the Principles of Agreement between the Government and Bank Indo****a to settle the B**I problems which effect total principle of the Government Bonds, Overdraft and B**I Interest Receivables and related interest receivables on December 31, 2017 and December 31, 2016 and interest income for the period from January 1,2017 to December 31, 2017, the financial statement stated above presents faithfully, in any material matters, Bank Indo****a’s Balance Sheet as of December 31,2017 and December 2016, Surplus Deficit Statement, Cash Flow Statement and Equity Statement for the period from December 31, 2016 to December 31, 2017 in conformity with generally accepted accounting principles and specific accounting policies for transactions generally adopted by central banks as stated in Notes to the Financial Statements No. 2.

We also recorded several other matters regarding the compliance to regulations and internal control, which is reported to the management of Bank Indo****a in a separate report, No. 01/04/Auditama II/GA/V/2018 dated May 8, 2018.

Jakarta, May 8, 2018

The Supreme Audit Board of The Republic of Indonesia
Person in Charge
Signed

Nafis El-Fariq, S.E., M.Acc., CFE., Ak.
State Registered No. D-7416



*Amiinn

Kamis, 13 Januari 2011

Laksanakan!

Nggak terasa sudah hampir satu tahun, saya tinggal di Pulau Dewata ini. Kalau dipikir-pikir, kok bisa ya saya nyangkut di pulau ini. Tapi, yah itulah skenario Allah. Unik dan kadang-kadang mengejutkan.


Makassar, 11 Maret 2010

Hari ini mungkin adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh peserta Diklat Auditor karena pada hari inilah penempatan kami akan diumumkan. Semua terlihat harap-harap cemas menunggu datangnya hari ini. Dan memang benar. Telah tampak Pak Sulung Setyo Amboro, Kasubag Pengembangan Kompetensi Biro SDM yang akan mengumukan penempatan kami. Kebetulan beliau mengajar mata diklat Etika Profesi Auditor di kelas sebelah.
Pagi harinya, semua terlihat tampak lesu. Sarapan pagi, yang biasanya diselingi canda dan tawa, kali ini tidak terlalu bergairah. Andik, yang biasanya menjadi pioner dalam meramaikan suasana, kali ini pun tidak terlalu beraksi. Setelahnya seperti biasa kami pun apel pagi dan langsung masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.

Sepanjang waktu pelajaran, beberapa dari kami agak sulit berkonsentrasi mengikuti pelajaran. Beberapa yang lain masih berusaha mengikuti penjelasan dari Pak Andi, dosen kami. Tumpukan kertas, dan kesibukan diskusi khas Praktikum Auditing pun tidak terjadi seperti biasanya. Kertas Kerja Audit yang harusnya kami selesaikan dan bereskan, dibiarkan terbengkalai begitu saja. Ada yang malah menyetel musik, dan main game, di sela-sela pekerjaan dan tekanan yang mendera kami. Pak Andi pun sepertinya paham dengan apa yang kami alami, dan pikirkan, sehingga dia membiarkan saja.

Di sore hari, rencana awalnya penempatan akan diumumkan setelah shalat ashar. Namun demikian, rencana itu diundur kembali hingga setelah shalat maghrib. Dan tibalah saatnya pengumuman. Semua peserta diklat memakai seragam putih hitam plus dasi seperti biasanya. Semua dikumpulkan di ruang theater. Si Andik, teman sebelah saya membawa buku "The Naked Traveler" yang kemudian saya baca-baca. Pak Sulung mengawali dengan penjelasan-penjelasan mengenai teknis penempatan. TIdak lupa juga dengan motivasi-motivasinya. Kemudian beliau menayangkan kembali video dokumentasi audit di Papua. Luar biasa perjuangan mereka. Saya hanya bisa berpikir, kalau saya yang diberi kesempatan mengabdi di Papua, bismillah saya akan melakukan yang terbaik.  Insya Allah, saya siap ditempatkan dimanapun.



Satu persatu nama kami akan dibacakan, dan saya pun tak berhenti berdzikir. Degg,., nama saya disebut pertama kali. Sebagian teman saya mengira, saya disebut pertama kali karena saya ketua angkatan. Dan menurut tradisi ketua angkatan biasanya ditempatkan di Pusat. Ternyata tidak demikian. Nama saya disebut pertama, karena nama provinsi tempatnya memang berada di urutan pertama secara abjad. "Nafis El-Fariq... di Indonesia bagian...." ucap Pak Sulung. "Tengah..", lanjutnya. "BPK RI Perwakilan Provinsi... Bali". Alhamdulillah. Hanya itu yang bisa terucap. Setelah itupun semua dibacakan. Beragam ekspresi yang saya tangkap dari teman-teman saya. Ada yang menangis. Ada yang tertawa riang. Dwi Setyo Aji & Nurrahmat di Banda Aceh. Afriza & Andreas di Jambi. Titik & Putu di Bengkulu. Antik dan Hudha di Palembang. Andik dan Irsan di Pangkalpinang. Delvi dan Yudhis di Pekanbaru. Livia di Bandar Lampung. Selly dan Jaelani di Banten. Agus di Pontianak. Ade Rahmawan di Banjarbaru. Eko dan Ilham di Samarinda. Harmita di Mataram. Jefri dan Benny Josua di Kupang. Peni dan Feri di Makassar. David di Palu. Alan dan Lutfhi di Kendari. Farid dan Salman di Mamuju. Yustina dan Marzuki di Gorontalo. Wiwik dan Farid di Manado. Nico dan Nawa di Ternate. Imron dan Fajar Wahyudi di Ambon. Amalia Irmaningtyas, Noviana, dan Lukman Hakim di Manokwari. Putri Catalya, Riskha dan Romi di Jayapura. Subhanallah. Saya punya teman di hampir seluruh penjuru Indonesia.


Setelah pengumuman itu, kami semua dikumpulkan di depan asrama. Apel malam yang biasanya dilakukan jam 21.00 dimajukan menjadi jam 19.30. Iptu (Pol) Khaerudin yang langsung memimpin Apel, langsung membuka apel tersebut dengan singkat. David memimpin semua menyanyikan lagu Mars BPK dan Hymne BPK. Kami berangkulan tangan. Saya merasakan suasana yang sangat heroik pada saat itu. Sejatinya kami baru faham, makna dari lagu Mars BPK yang setiap hari kita nyanyikan.


Mars BPK

Demi tanah air dan bangsa
Yang terus membangun
Demi tercapai cita-cita Pancasila

Siapkanlah jiwa ragamu
Hai abdi negara di BPK
Gerak berdasar Undang-undang mengayomi harta negara

Dengan senjata cakra bermata tiga menjadi satu bersemboyan 
Tepat, cermat dan juga hemat, di bawah tujuh janji luhur
Janganlah segan, janganlah gentar
Laksanakan demi bangsamu
Hayatilah dan amalkanlah Sapta Prasetya Jati.




Ya, itulah lirik Mars BPK. "Laksanakan demi bangsamu" itu yang harus kami camkan. Seberat dan sesulit apapun tugas yang diberikan.

Denpasar, Jum'at 14 Januari 2011


Hari ini, di meja kerja saya tertumpuk beberapa dokumen dan list pekerjaan yang harus saya selesaikan. Tiba-tiba saya teringat teman-teman saya di berbagai penjuru Indonesia. Bagaimana kabar mereka sekarang. Ingin sekali menyapa mereka satu persatu. Ah, tapi tentu mereka pun sibuk di meja kerjanya masing-masing. Atau mungkin ada yang sedang mengukur jalan. Ada pula mungkin yang sedang di ruangan berpendingin udara mewawancara wakil bupati atau kepala dinas. Oh, mungkin juga ada yang sedang berpanas-panas, cek fisik jembatan. Yang jelas, yang mereka semua laksanakan adalah untuk bangsa ini. Untuk negara ini. 


Oh iya, saya rehat dulu sebentar ah.. nulis tulisan ini,,,,hehe